Pages

Selasa, 01 Maret 2016

Asal Mula Kota Bandung

 Sejarah berdirinya Kota Bandung selalu menyimpan banyak kenangan dalam perjalanannya. Kota yang berjuluk Paris Van Java ini memiliki pesona tersendiri untuk didatangi masyarakat luar Jawa. Kota yang juga dijuluki kota kembang tersebut mempunyai banyak objek wisata yang menjadi tujuan dari berbagai kalangan masyarakat di Indonesia.

Pastinya Bandung menjadi salah satu destinasi wisata yang tidak akan terlewatkan jika ingin berkunjung ke Jawa. Karena memang pesonanya selalu menarik orang untuk datang. Kota ini juga memiliki cerita sejarah  sangat panjang untuk bisa sampai pada perkembangan saat ini. Untuk mengetahui cerita sejarah dari terbentuknya kota ini, ayo segera baca ulasannya.



Sejarah Berdirinya Kota Bandung
Nama Bandung berasal dari kata Bendung atau Bendungan. Bendungan dari Sungai Citarum itu terbentuk dari lava Gunung Tangkuban Perahu dan membentuk sebuah telaga. Akan tetapi warga Bandung ada yang mempercayai bahwa nama kota Bandung ini berasal dari nama kendaraan yang sering digunakan oleh Bupati R.A Wiranatakusumah II yang digunakan untuk melayari sungai Citarum. Nama kota Bandung ini dulunya adalah Dayeuhkolot lalu berubah menjadi Bandung.

Kota tersebar nomor tiga di Indonesia ini mulai dijadikan tempat pemukiman ketika masuknya pemerintahan Hindia Belanda. Kala itu Gubernur Jendral yang memimpin adalah Herman Willem Deandels mengeluarkan surat keputusan tertanggal 25 September 1810 mengenai pembangunan sarana dan prasarana. Selanjutnya tanggal itulah yang dijadikan sebagai hari lahirnya Kota Bandung.

Sebenarnya, secara resmi kota Bandung ini mempunyai status sebagai kota dari Gubernur Jendral J.B van Heutsz pada tanggal 1 April 1906. Luasan wilayah saat itu sekitar 900ha, selanjutny pada tahun 1949 wilayahnya bertambah menjadi 8.000ha. Jumlah ini sampai terakhir bertambah menjadi luas wilayah saat ini.
Kota kembang ini pernah terbakar pada 24 Maret 1946 sebagai bentuk salah satu strategi mempertahankan kemerdekaan Indonesia kala itu. Peristiwa inilah yang kemudian dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api yang terdapat dalam lirik lagu ‘Halo-halo Bandung’. Akibat dari peristiwa tersebut, banyak warga Kota Bandung yang pergi merantau ke berbagai daerah di Indonesia.

Pertambahan penduduk yang hadir ke kota ini dipengaruhi oleh perkembangan alat transpotasi yang bisa terbilang maju. Pada tahun 1880 di kota ini dibangun kereta api yang menghubungkan kota bandung dengan Jakarta yang pada saat itu bernama Batavia. Pertambahan penduduk di kota ini meningkat pada tahun 1950 dengan catatan 644.475 jiwa.

Saat ini, Kota Bandung dipimpin oleh seorang walikota. Apabila sebelumnya Walikota dipilih oleh anggota DPRD, akan tetapi sejak tahun 2008 masyarakat kota ini bisa langsung memilih walikota beserta dengan wakilnya dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada)

Kota Bandung menjadi salah satu kota tujuan wisata di Indonesia. Terlebih lagi sejak dibukanya Jalan Tol Padaleunyi. Bandung banyak dikunjungi oleh masyarakat yang berasal dari Jakarta, terlebih lagi saat liburan akhir pekan. Wisata belanja menjadi salah satu tujuan dari masyarakat yang berlibur ke tempat ini. Selain itu, di kota Bandung juga banyak terdapat bangunan lama yang berarsitektur peninggalan Belanda. Gedung-gedung tersebut antara lain Gedung Sate yang berfungsi sebagai kantor pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Gedung Pakuan yang menjadi tempat tinggal resmi gubernur provinsi Jawa Barat. Gedung Dwi Warna atau Indische Pensioenfonds sekarang digunakan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia untuk Kantor Wilayah XII Ditjen Pembendaharaan Bandung, Villa Isola sekarang digunakan Universitas Pendidikan Indonesia, Stasiun Hall atau Stasiun Bandung dan Gedung Kantor Pos Besar Kota Bandung.

Kota Bandung mempunyai banyak ruang publik seni seperti museum, gedung pertunjukan serta galeri di antaranya Gedung Merdeka. Gedung inilah yang menjadi tempat berlangsungnya Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika pada tahun 1955. Gedung Indonesia Menggugat yang merupakan tempat Ir. Soekarno menyampaikan pledoinya yang fenomenal (Indonesia Menggugat) pada masa penjajahan Belanda. Serta masih banyak lagi tempat-tempat bersejarah yang terdapat di kota ini.

Selain bangunan bersejarah, di Kota Bandung ini juga terdapat beberapa kawasan yang dijadikan taman kota. Taman kota ini berfungsi sebagai paru-paru kota sekaligus tempat rekreasi bagi masyarakat di kota ini. Tempat rekreasi lain yang ada di kota ini adalah Kebun Binatang Bandung yang selalu ramai ketika libur sekolah ataupun akhir pekan. Kebun binatang ini diresmikan pada tahun 1933 oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda dan saat ini dikelola oleh Yayasan Margasatwa Tamansari.

Kota Bandung terkenal sebagai kota wisata belanja. Hal itu dikarenakan banyaknya factory outlet yang tersebar di kota ini. Di antaranya di kawasan Jalan Braga, kawasan Cihampelas, Cibaduyut yang terkenal dengan pengrajin sepatu serta Cigondewah dengan pedagang tekstilnya. Selain kawasan tradisional, di kota ini juga terdapat puluhan pusat perbelanjaan seperti Istana Plaza Bandung, Bandung Supermall, Cihampelas Walk dan lain-lain.

Sejarah perjuangan Rakyat Indonesia tergambar dari berbagai monumen yang berdiri di kota ini. monumen-monumen tersebut antara lain Monumen Perjuangan Jawa Barat, Monumen Bandung Lautan Api, Monumen Penjara Banceuy, Monumen Kereta Api serta Taman Makam Pahlawan Cikutra.

Nah, itulah ulasan mengenai sejarah berdirinya Kota Bandung. Semoga infomasi yang tercantum di dalam artikel ini dapat menambah pengetahuan anda mengenai sejarah kota yang ada di Indonesia. Semoga informasi ini bermanfaat. Terimakasih telah membaca.

Source :  http://www.infoyunik.com/2015/09/sejarah-berdirinya-kota-bandung-kota.html
Tahukah Anda asal usul nama kota bandung? Menurut catatan sejarah kata “Bandung” berasal dari kata bendung atau bendungan karena terbendungnya sungai Citarum oleh lava Gunung Tangkuban Perahu yang kemudian membentuk telaga. Namun, menurut mitos masyarakat setempat nama “Bandung” diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan yang disebut perahu bandung yang digunakan oleh Bupati Bandung. Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat dan sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Selain itu, kota bandung juga merupakan kota terbesar ketiga di indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Nama lain dari kota Bandung adalah Kota Kembang, dan dahulu juga bandung dikenal dengan Parijs Van Java.
Selain itu kota Bandung juga dikenal sebagai kota belanja, dengan mall dan factory outlet yang banyak tersebar di kota ini. Dan pada tahun 2007, British Council menjadikan kota Bandung sebagai pilot project kota terkreatif se-Asia Timur. Saat ini kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama pariwisata dan pendidikan. Berikut ini duniabaca.com kutip dari Wikipedia mengenai asal-usul sejarah kota bandung.
Sejarah Kota Bandung
Kata “Bandung” berasal dari kata bendung atau bendungan karena terbendungnya sungai Citarum oleh lava Gunung Tangkuban Perahu yang lalu membentuk telaga. Legenda yang diceritakan oleh orang-orang tua di Bandung mengatakan bahwa nama “Bandung” diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan yang disebut perahu bandung yang digunakan oleh Bupati Bandung, R.A. Wiranatakusumah II, untuk melayari Ci Tarum dalam mencari tempat kedudukan kabupaten yang baru untuk menggantikan ibukota yang lama di Dayeuhkolot.
Kota Bandung mulai dijadikan sebagai kawasan pemukiman sejak pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, melalui Gubernur Jenderalnya waktu itu Herman Willem Daendels, mengeluarkan surat keputusan tanggal 25 September 1810 tentang pembangunan sarana dan prasarana untuk kawasan ini. Dikemudian hari peristiwa ini diabadikan sebagai hari jadi kota Bandung.
Kota Bandung secara resmi mendapat status gemeente (kota) dari Gubernur Jenderal J.B. van Heutsz pada tanggal 1 April 1906 dengan luas wilayah waktu itu sekitar 900 ha, dan bertambah menjadi 8.000 ha di tahun 1949, sampai terakhir bertambah menjadi luas wilayah saat ini.
Pada masa perang kemerdekaan, pada 24 Maret 1946, sebagian kota ini di bakar oleh para pejuang kemerdekaan sebagai bagian dalam strategi perang waktu itu. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api dan diabadikan dalam lagu Halo-Halo Bandung. Selain itu kota ini kemudian ditinggalkan oleh sebagian penduduknya yang mengungsi ke daerah lain.
Pada tanggal 18 April 1955 di Gedung Merdeka yang dahulu bernama “Concordia” (Jl. Asia Afrika, sekarang), berseberangan dengan Hotel Savoy Homann, diadakan untuk pertama kalinya Konferensi Asia-Afrika yang kemudian kembali KTT Asia-Afrika 2005 diadakan di kota ini pada 19 April-24 April 2005.
Kependudukan Kota Bandung
Kota Bandung merupakan kota terpadat di Jawa Barat, di mana penduduknya didominasi oleh etnis Sunda, sedangkan etnis Jawa merupakan penduduk minoritas terbesar di kota ini dibandingkan etnis lainnya.
Pertambahan penduduk kota Bandung awalnya berkaitan erat dengan ada sarana transportasi Kereta api yang dibangun sekitar tahun 1880 yang menghubungkan kota ini dengan Jakarta (sebelumnya bernama Batavia). Pada tahun 1941 tercatat sebanyak 226.877 jiwa jumlah penduduk kota ini kemudian setelah peristiwa yang dikenal dengan Long March Siliwangi, penduduk kota ini kembali bertambah dimana pada tahun 1950 tercatat jumlah penduduknya sebanyak 644.475 jiwa.
Pemerintahan Kota Bandung
Dalam administrasi pemerintah daerah, kota Bandung dipimpin oleh walikota. Sejak 2008, penduduk kota ini langsung memilih walikota beserta wakilnya dalam pilkada, sedangkan sebelumnya dipilih oleh anggota DPRD kotanya.
Perwakilan Pemerintahan Kota Bandung
Sesuai konstitusi yang berlaku DPRD kota Bandung merupakan representasi dari perwakilan rakyat, pada Pemilu Legislatif 2004 sebelumnya anggota DPRD kota Bandung berjumlah 45 orang. Sesuai dengan perkembangan dan pertambahan penduduk maka pada Pemilu Legislatif 2009 anggota DPRD kota Bandung bertambah menjadi 50 orang, yang kemudian tersusun atas perwakilan delapan partai, dan terdiri atas 41 lelaki dan 9 perempuan.
Pariwisata dan Budaya Kota Bandung
Sejak dibukanya Jalan Tol Padaleunyi, kota Bandung telah menjadi tujuan utama dalam menikmati liburan akhir pekan terutama dari masyarakat yang berasal dari Jakarta sekitarnya. Selain menjadi kota wisata belanja, kota Bandung juga dikenal dengan sejumlah besar bangunan lama berarsitektur peninggalan Belanda, diantaranya Gedung Sate sekarang berfungsi sebagai kantor pemerintah provinsi Jawa Barat, Gedung Pakuan yang sekarang menjadi tempat tinggal resmi gubernur provinsi Jawa Barat, Gedung Dwi Warna atau Indische Pensioenfonds sekarang digunakan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia untuk Kantor Wilayah XII Ditjen Pembendaharaan Bandung, Villa Isola sekarang digunakan Universitas Pendidikan Indonesia, Stasiun Hall atau Stasiun Bandung dan Gedung Kantor Pos Besar Kota Bandung.
Kota Bandung juga memiliki beberapa ruang publik seni seperti museum, gedung pertunjukan dan galeri diantaranya Gedung Merdeka, tempat berlangsungnya Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika pada tahun 1955, Museum Sri Baduga, yang didirikan pada tahun 1974 dengan menggunakan bangunan lama bekas Kawedanan Tegallega, Museum Geologi Bandung, Museum Wangsit Mandala Siliwangi, Museum Barli, Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan, Gedung Indonesia Menggugat dahulunya menjadi tempat Ir. Soekarno menyampaikan pledoinya yang fenomenal (Indonesia Menggugat) pada masa penjajahan Belanda, Taman Budaya Jawa Barat (TBJB) dan Rumentang Siang.
Kota ini memiliki beberapa kawasan yang menjadi taman kota, selain berfungsi sebagai paru-paru kota juga menjadi tempat rekreasi bagi masyarakat di kota ini. Kebun Binatang Bandung merupakan salah satu kawasan wisata yang sangat minati oleh masyarakat terutama pada saat hari minggu maupun libur sekolah, kebun binatang ini diresmikan pada tahun 1933 oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda dan sekarang dikelola oleh Yayasan Margasatwa Tamansari. Selain itu beberapa kawasan wisata lain termasuk pusat perbelanjaan maupun factory outlet juga tersebar di kota ini diantaranya, di kawasan Jalan Braga, kawasan Cihampelas, Cibaduyut dengan pengrajin sepatunya dan Cigondewah dengan pedagang tekstilnya. Puluhan pusat perbelanjaan sudah tersebar di kota Bandung, beberapa di antaranya Istana Plaza Bandung, Bandung Supermal, Cihampelas Walk, Paris Van Java Mall, dan Bandung Indah Plaza.
Sementara beberapa kawasan pasar tradisional yang cukup terkenal di kota ini diantaranya Pasar Baru, Pasar Gedebage dan Pasar Andir. Potensi kuliner khususnya tutug oncom, serabi, pepes, dan colenak juga terus berkembang di kota ini. Selain itu Cireng juga telah menjadi sajian makanan khas Bandung, sementara Peuyeum sejenis tapai yang dibuat dari singkong yang difermentasi, secara luas juga dikenal oleh masyarakat di pulau Jawa.
Kota Bandung dikenal juga dengan kota yang penuh dengan kenangan sejarah perjuangan rakyat Indonesia pada umumnya, beberapa monumen telah didirikan dalam memperingati beberapa peristiwa sejarah tersebut, diantaranya Monumen Perjuangan Jawa Barat, Monumen Bandung Lautan Api, Monumen Penjara Banceuy, Monumen Kereta Api dan Taman Makam Pahlawan Cikutra.
0
 
 
2400
 

Bacaan Terpopuler

- See more at: http://duniabaca.com/asal-usul-sejarah-kota-bandung.html#sthash.HR6iJxYn.dpuf
Tahukah Anda asal usul nama kota bandung? Menurut catatan sejarah kata “Bandung” berasal dari kata bendung atau bendungan karena terbendungnya sungai Citarum oleh lava Gunung Tangkuban Perahu yang kemudian membentuk telaga. Namun, menurut mitos masyarakat setempat nama “Bandung” diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan yang disebut perahu bandung yang digunakan oleh Bupati Bandung. Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat dan sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Selain itu, kota bandung juga merupakan kota terbesar ketiga di indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Nama lain dari kota Bandung adalah Kota Kembang, dan dahulu juga bandung dikenal dengan Parijs Van Java.
Selain itu kota Bandung juga dikenal sebagai kota belanja, dengan mall dan factory outlet yang banyak tersebar di kota ini. Dan pada tahun 2007, British Council menjadikan kota Bandung sebagai pilot project kota terkreatif se-Asia Timur. Saat ini kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama pariwisata dan pendidikan. Berikut ini duniabaca.com kutip dari Wikipedia mengenai asal-usul sejarah kota bandung.
Sejarah Kota Bandung
Kata “Bandung” berasal dari kata bendung atau bendungan karena terbendungnya sungai Citarum oleh lava Gunung Tangkuban Perahu yang lalu membentuk telaga. Legenda yang diceritakan oleh orang-orang tua di Bandung mengatakan bahwa nama “Bandung” diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan yang disebut perahu bandung yang digunakan oleh Bupati Bandung, R.A. Wiranatakusumah II, untuk melayari Ci Tarum dalam mencari tempat kedudukan kabupaten yang baru untuk menggantikan ibukota yang lama di Dayeuhkolot.
Kota Bandung mulai dijadikan sebagai kawasan pemukiman sejak pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, melalui Gubernur Jenderalnya waktu itu Herman Willem Daendels, mengeluarkan surat keputusan tanggal 25 September 1810 tentang pembangunan sarana dan prasarana untuk kawasan ini. Dikemudian hari peristiwa ini diabadikan sebagai hari jadi kota Bandung.
Kota Bandung secara resmi mendapat status gemeente (kota) dari Gubernur Jenderal J.B. van Heutsz pada tanggal 1 April 1906 dengan luas wilayah waktu itu sekitar 900 ha, dan bertambah menjadi 8.000 ha di tahun 1949, sampai terakhir bertambah menjadi luas wilayah saat ini.
Pada masa perang kemerdekaan, pada 24 Maret 1946, sebagian kota ini di bakar oleh para pejuang kemerdekaan sebagai bagian dalam strategi perang waktu itu. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api dan diabadikan dalam lagu Halo-Halo Bandung. Selain itu kota ini kemudian ditinggalkan oleh sebagian penduduknya yang mengungsi ke daerah lain.
Pada tanggal 18 April 1955 di Gedung Merdeka yang dahulu bernama “Concordia” (Jl. Asia Afrika, sekarang), berseberangan dengan Hotel Savoy Homann, diadakan untuk pertama kalinya Konferensi Asia-Afrika yang kemudian kembali KTT Asia-Afrika 2005 diadakan di kota ini pada 19 April-24 April 2005.
Kependudukan Kota Bandung
Kota Bandung merupakan kota terpadat di Jawa Barat, di mana penduduknya didominasi oleh etnis Sunda, sedangkan etnis Jawa merupakan penduduk minoritas terbesar di kota ini dibandingkan etnis lainnya.
Pertambahan penduduk kota Bandung awalnya berkaitan erat dengan ada sarana transportasi Kereta api yang dibangun sekitar tahun 1880 yang menghubungkan kota ini dengan Jakarta (sebelumnya bernama Batavia). Pada tahun 1941 tercatat sebanyak 226.877 jiwa jumlah penduduk kota ini kemudian setelah peristiwa yang dikenal dengan Long March Siliwangi, penduduk kota ini kembali bertambah dimana pada tahun 1950 tercatat jumlah penduduknya sebanyak 644.475 jiwa.
Pemerintahan Kota Bandung
Dalam administrasi pemerintah daerah, kota Bandung dipimpin oleh walikota. Sejak 2008, penduduk kota ini langsung memilih walikota beserta wakilnya dalam pilkada, sedangkan sebelumnya dipilih oleh anggota DPRD kotanya.
Perwakilan Pemerintahan Kota Bandung
Sesuai konstitusi yang berlaku DPRD kota Bandung merupakan representasi dari perwakilan rakyat, pada Pemilu Legislatif 2004 sebelumnya anggota DPRD kota Bandung berjumlah 45 orang. Sesuai dengan perkembangan dan pertambahan penduduk maka pada Pemilu Legislatif 2009 anggota DPRD kota Bandung bertambah menjadi 50 orang, yang kemudian tersusun atas perwakilan delapan partai, dan terdiri atas 41 lelaki dan 9 perempuan.
Pariwisata dan Budaya Kota Bandung
Sejak dibukanya Jalan Tol Padaleunyi, kota Bandung telah menjadi tujuan utama dalam menikmati liburan akhir pekan terutama dari masyarakat yang berasal dari Jakarta sekitarnya. Selain menjadi kota wisata belanja, kota Bandung juga dikenal dengan sejumlah besar bangunan lama berarsitektur peninggalan Belanda, diantaranya Gedung Sate sekarang berfungsi sebagai kantor pemerintah provinsi Jawa Barat, Gedung Pakuan yang sekarang menjadi tempat tinggal resmi gubernur provinsi Jawa Barat, Gedung Dwi Warna atau Indische Pensioenfonds sekarang digunakan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia untuk Kantor Wilayah XII Ditjen Pembendaharaan Bandung, Villa Isola sekarang digunakan Universitas Pendidikan Indonesia, Stasiun Hall atau Stasiun Bandung dan Gedung Kantor Pos Besar Kota Bandung.
Kota Bandung juga memiliki beberapa ruang publik seni seperti museum, gedung pertunjukan dan galeri diantaranya Gedung Merdeka, tempat berlangsungnya Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika pada tahun 1955, Museum Sri Baduga, yang didirikan pada tahun 1974 dengan menggunakan bangunan lama bekas Kawedanan Tegallega, Museum Geologi Bandung, Museum Wangsit Mandala Siliwangi, Museum Barli, Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan, Gedung Indonesia Menggugat dahulunya menjadi tempat Ir. Soekarno menyampaikan pledoinya yang fenomenal (Indonesia Menggugat) pada masa penjajahan Belanda, Taman Budaya Jawa Barat (TBJB) dan Rumentang Siang.
Kota ini memiliki beberapa kawasan yang menjadi taman kota, selain berfungsi sebagai paru-paru kota juga menjadi tempat rekreasi bagi masyarakat di kota ini. Kebun Binatang Bandung merupakan salah satu kawasan wisata yang sangat minati oleh masyarakat terutama pada saat hari minggu maupun libur sekolah, kebun binatang ini diresmikan pada tahun 1933 oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda dan sekarang dikelola oleh Yayasan Margasatwa Tamansari. Selain itu beberapa kawasan wisata lain termasuk pusat perbelanjaan maupun factory outlet juga tersebar di kota ini diantaranya, di kawasan Jalan Braga, kawasan Cihampelas, Cibaduyut dengan pengrajin sepatunya dan Cigondewah dengan pedagang tekstilnya. Puluhan pusat perbelanjaan sudah tersebar di kota Bandung, beberapa di antaranya Istana Plaza Bandung, Bandung Supermal, Cihampelas Walk, Paris Van Java Mall, dan Bandung Indah Plaza.
Sementara beberapa kawasan pasar tradisional yang cukup terkenal di kota ini diantaranya Pasar Baru, Pasar Gedebage dan Pasar Andir. Potensi kuliner khususnya tutug oncom, serabi, pepes, dan colenak juga terus berkembang di kota ini. Selain itu Cireng juga telah menjadi sajian makanan khas Bandung, sementara Peuyeum sejenis tapai yang dibuat dari singkong yang difermentasi, secara luas juga dikenal oleh masyarakat di pulau Jawa.
Kota Bandung dikenal juga dengan kota yang penuh dengan kenangan sejarah perjuangan rakyat Indonesia pada umumnya, beberapa monumen telah didirikan dalam memperingati beberapa peristiwa sejarah tersebut, diantaranya Monumen Perjuangan Jawa Barat, Monumen Bandung Lautan Api, Monumen Penjara Banceuy, Monumen Kereta Api dan Taman Makam Pahlawan Cikutra.
0
 
 
2400
 

Bacaan Terpopuler

- See more at: http://duniabaca.com/asal-usul-sejarah-kota-bandung.html#sthash.HR6iJxYn.dpuf
Tahukah Anda asal usul nama kota bandung? Menurut catatan sejarah kata “Bandung” berasal dari kata bendung atau bendungan karena terbendungnya sungai Citarum oleh lava Gunung Tangkuban Perahu yang kemudian membentuk telaga. Namun, menurut mitos masyarakat setempat nama “Bandung” diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan yang disebut perahu bandung yang digunakan oleh Bupati Bandung. Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat dan sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Selain itu, kota bandung juga merupakan kota terbesar ketiga di indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Nama lain dari kota Bandung adalah Kota Kembang, dan dahulu juga bandung dikenal dengan Parijs Van Java.
Selain itu kota Bandung juga dikenal sebagai kota belanja, dengan mall dan factory outlet yang banyak tersebar di kota ini. Dan pada tahun 2007, British Council menjadikan kota Bandung sebagai pilot project kota terkreatif se-Asia Timur. Saat ini kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama pariwisata dan pendidikan. Berikut ini duniabaca.com kutip dari Wikipedia mengenai asal-usul sejarah kota bandung.
Sejarah Kota Bandung
Kata “Bandung” berasal dari kata bendung atau bendungan karena terbendungnya sungai Citarum oleh lava Gunung Tangkuban Perahu yang lalu membentuk telaga. Legenda yang diceritakan oleh orang-orang tua di Bandung mengatakan bahwa nama “Bandung” diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan yang disebut perahu bandung yang digunakan oleh Bupati Bandung, R.A. Wiranatakusumah II, untuk melayari Ci Tarum dalam mencari tempat kedudukan kabupaten yang baru untuk menggantikan ibukota yang lama di Dayeuhkolot.
Kota Bandung mulai dijadikan sebagai kawasan pemukiman sejak pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, melalui Gubernur Jenderalnya waktu itu Herman Willem Daendels, mengeluarkan surat keputusan tanggal 25 September 1810 tentang pembangunan sarana dan prasarana untuk kawasan ini. Dikemudian hari peristiwa ini diabadikan sebagai hari jadi kota Bandung.
Kota Bandung secara resmi mendapat status gemeente (kota) dari Gubernur Jenderal J.B. van Heutsz pada tanggal 1 April 1906 dengan luas wilayah waktu itu sekitar 900 ha, dan bertambah menjadi 8.000 ha di tahun 1949, sampai terakhir bertambah menjadi luas wilayah saat ini.
Pada masa perang kemerdekaan, pada 24 Maret 1946, sebagian kota ini di bakar oleh para pejuang kemerdekaan sebagai bagian dalam strategi perang waktu itu. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api dan diabadikan dalam lagu Halo-Halo Bandung. Selain itu kota ini kemudian ditinggalkan oleh sebagian penduduknya yang mengungsi ke daerah lain.
Pada tanggal 18 April 1955 di Gedung Merdeka yang dahulu bernama “Concordia” (Jl. Asia Afrika, sekarang), berseberangan dengan Hotel Savoy Homann, diadakan untuk pertama kalinya Konferensi Asia-Afrika yang kemudian kembali KTT Asia-Afrika 2005 diadakan di kota ini pada 19 April-24 April 2005.
Kependudukan Kota Bandung
Kota Bandung merupakan kota terpadat di Jawa Barat, di mana penduduknya didominasi oleh etnis Sunda, sedangkan etnis Jawa merupakan penduduk minoritas terbesar di kota ini dibandingkan etnis lainnya.
Pertambahan penduduk kota Bandung awalnya berkaitan erat dengan ada sarana transportasi Kereta api yang dibangun sekitar tahun 1880 yang menghubungkan kota ini dengan Jakarta (sebelumnya bernama Batavia). Pada tahun 1941 tercatat sebanyak 226.877 jiwa jumlah penduduk kota ini kemudian setelah peristiwa yang dikenal dengan Long March Siliwangi, penduduk kota ini kembali bertambah dimana pada tahun 1950 tercatat jumlah penduduknya sebanyak 644.475 jiwa.
Pemerintahan Kota Bandung
Dalam administrasi pemerintah daerah, kota Bandung dipimpin oleh walikota. Sejak 2008, penduduk kota ini langsung memilih walikota beserta wakilnya dalam pilkada, sedangkan sebelumnya dipilih oleh anggota DPRD kotanya.
Perwakilan Pemerintahan Kota Bandung
Sesuai konstitusi yang berlaku DPRD kota Bandung merupakan representasi dari perwakilan rakyat, pada Pemilu Legislatif 2004 sebelumnya anggota DPRD kota Bandung berjumlah 45 orang. Sesuai dengan perkembangan dan pertambahan penduduk maka pada Pemilu Legislatif 2009 anggota DPRD kota Bandung bertambah menjadi 50 orang, yang kemudian tersusun atas perwakilan delapan partai, dan terdiri atas 41 lelaki dan 9 perempuan.
Pariwisata dan Budaya Kota Bandung
Sejak dibukanya Jalan Tol Padaleunyi, kota Bandung telah menjadi tujuan utama dalam menikmati liburan akhir pekan terutama dari masyarakat yang berasal dari Jakarta sekitarnya. Selain menjadi kota wisata belanja, kota Bandung juga dikenal dengan sejumlah besar bangunan lama berarsitektur peninggalan Belanda, diantaranya Gedung Sate sekarang berfungsi sebagai kantor pemerintah provinsi Jawa Barat, Gedung Pakuan yang sekarang menjadi tempat tinggal resmi gubernur provinsi Jawa Barat, Gedung Dwi Warna atau Indische Pensioenfonds sekarang digunakan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia untuk Kantor Wilayah XII Ditjen Pembendaharaan Bandung, Villa Isola sekarang digunakan Universitas Pendidikan Indonesia, Stasiun Hall atau Stasiun Bandung dan Gedung Kantor Pos Besar Kota Bandung.
Kota Bandung juga memiliki beberapa ruang publik seni seperti museum, gedung pertunjukan dan galeri diantaranya Gedung Merdeka, tempat berlangsungnya Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika pada tahun 1955, Museum Sri Baduga, yang didirikan pada tahun 1974 dengan menggunakan bangunan lama bekas Kawedanan Tegallega, Museum Geologi Bandung, Museum Wangsit Mandala Siliwangi, Museum Barli, Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan, Gedung Indonesia Menggugat dahulunya menjadi tempat Ir. Soekarno menyampaikan pledoinya yang fenomenal (Indonesia Menggugat) pada masa penjajahan Belanda, Taman Budaya Jawa Barat (TBJB) dan Rumentang Siang.
Kota ini memiliki beberapa kawasan yang menjadi taman kota, selain berfungsi sebagai paru-paru kota juga menjadi tempat rekreasi bagi masyarakat di kota ini. Kebun Binatang Bandung merupakan salah satu kawasan wisata yang sangat minati oleh masyarakat terutama pada saat hari minggu maupun libur sekolah, kebun binatang ini diresmikan pada tahun 1933 oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda dan sekarang dikelola oleh Yayasan Margasatwa Tamansari. Selain itu beberapa kawasan wisata lain termasuk pusat perbelanjaan maupun factory outlet juga tersebar di kota ini diantaranya, di kawasan Jalan Braga, kawasan Cihampelas, Cibaduyut dengan pengrajin sepatunya dan Cigondewah dengan pedagang tekstilnya. Puluhan pusat perbelanjaan sudah tersebar di kota Bandung, beberapa di antaranya Istana Plaza Bandung, Bandung Supermal, Cihampelas Walk, Paris Van Java Mall, dan Bandung Indah Plaza.
Sementara beberapa kawasan pasar tradisional yang cukup terkenal di kota ini diantaranya Pasar Baru, Pasar Gedebage dan Pasar Andir. Potensi kuliner khususnya tutug oncom, serabi, pepes, dan colenak juga terus berkembang di kota ini. Selain itu Cireng juga telah menjadi sajian makanan khas Bandung, sementara Peuyeum sejenis tapai yang dibuat dari singkong yang difermentasi, secara luas juga dikenal oleh masyarakat di pulau Jawa.
Kota Bandung dikenal juga dengan kota yang penuh dengan kenangan sejarah perjuangan rakyat Indonesia pada umumnya, beberapa monumen telah didirikan dalam memperingati beberapa peristiwa sejarah tersebut, diantaranya Monumen Perjuangan Jawa Barat, Monumen Bandung Lautan Api, Monumen Penjara Banceuy, Monumen Kereta Api dan Taman Makam Pahlawan Cikutra.
0
 
 
2400
 

Bacaan Terpopuler

- See more at: http://duniabaca.com/asal-usul-sejarah-kota-bandung.html#sthash.HR6iJxYn.dpuf
Tahukah Anda asal usul nama kota bandung? Menurut catatan sejarah kata “Bandung” berasal dari kata bendung atau bendungan karena terbendungnya sungai Citarum oleh lava Gunung Tangkuban Perahu yang kemudian membentuk telaga. Namun, menurut mitos masyarakat setempat nama “Bandung” diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan yang disebut perahu bandung yang digunakan oleh Bupati Bandung. Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat dan sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Selain itu, kota bandung juga merupakan kota terbesar ketiga di indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Nama lain dari kota Bandung adalah Kota Kembang, dan dahulu juga bandung dikenal dengan Parijs Van Java.
Selain itu kota Bandung juga dikenal sebagai kota belanja, dengan mall dan factory outlet yang banyak tersebar di kota ini. Dan pada tahun 2007, British Council menjadikan kota Bandung sebagai pilot project kota terkreatif se-Asia Timur. Saat ini kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama pariwisata dan pendidikan. Berikut ini duniabaca.com kutip dari Wikipedia mengenai asal-usul sejarah kota bandung.
Sejarah Kota Bandung
Kata “Bandung” berasal dari kata bendung atau bendungan karena terbendungnya sungai Citarum oleh lava Gunung Tangkuban Perahu yang lalu membentuk telaga. Legenda yang diceritakan oleh orang-orang tua di Bandung mengatakan bahwa nama “Bandung” diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan yang disebut perahu bandung yang digunakan oleh Bupati Bandung, R.A. Wiranatakusumah II, untuk melayari Ci Tarum dalam mencari tempat kedudukan kabupaten yang baru untuk menggantikan ibukota yang lama di Dayeuhkolot.
Kota Bandung mulai dijadikan sebagai kawasan pemukiman sejak pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, melalui Gubernur Jenderalnya waktu itu Herman Willem Daendels, mengeluarkan surat keputusan tanggal 25 September 1810 tentang pembangunan sarana dan prasarana untuk kawasan ini. Dikemudian hari peristiwa ini diabadikan sebagai hari jadi kota Bandung.
Kota Bandung secara resmi mendapat status gemeente (kota) dari Gubernur Jenderal J.B. van Heutsz pada tanggal 1 April 1906 dengan luas wilayah waktu itu sekitar 900 ha, dan bertambah menjadi 8.000 ha di tahun 1949, sampai terakhir bertambah menjadi luas wilayah saat ini.
Pada masa perang kemerdekaan, pada 24 Maret 1946, sebagian kota ini di bakar oleh para pejuang kemerdekaan sebagai bagian dalam strategi perang waktu itu. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api dan diabadikan dalam lagu Halo-Halo Bandung. Selain itu kota ini kemudian ditinggalkan oleh sebagian penduduknya yang mengungsi ke daerah lain.
Pada tanggal 18 April 1955 di Gedung Merdeka yang dahulu bernama “Concordia” (Jl. Asia Afrika, sekarang), berseberangan dengan Hotel Savoy Homann, diadakan untuk pertama kalinya Konferensi Asia-Afrika yang kemudian kembali KTT Asia-Afrika 2005 diadakan di kota ini pada 19 April-24 April 2005.
Kependudukan Kota Bandung
Kota Bandung merupakan kota terpadat di Jawa Barat, di mana penduduknya didominasi oleh etnis Sunda, sedangkan etnis Jawa merupakan penduduk minoritas terbesar di kota ini dibandingkan etnis lainnya.
Pertambahan penduduk kota Bandung awalnya berkaitan erat dengan ada sarana transportasi Kereta api yang dibangun sekitar tahun 1880 yang menghubungkan kota ini dengan Jakarta (sebelumnya bernama Batavia). Pada tahun 1941 tercatat sebanyak 226.877 jiwa jumlah penduduk kota ini kemudian setelah peristiwa yang dikenal dengan Long March Siliwangi, penduduk kota ini kembali bertambah dimana pada tahun 1950 tercatat jumlah penduduknya sebanyak 644.475 jiwa.
Pemerintahan Kota Bandung
Dalam administrasi pemerintah daerah, kota Bandung dipimpin oleh walikota. Sejak 2008, penduduk kota ini langsung memilih walikota beserta wakilnya dalam pilkada, sedangkan sebelumnya dipilih oleh anggota DPRD kotanya.
Perwakilan Pemerintahan Kota Bandung
Sesuai konstitusi yang berlaku DPRD kota Bandung merupakan representasi dari perwakilan rakyat, pada Pemilu Legislatif 2004 sebelumnya anggota DPRD kota Bandung berjumlah 45 orang. Sesuai dengan perkembangan dan pertambahan penduduk maka pada Pemilu Legislatif 2009 anggota DPRD kota Bandung bertambah menjadi 50 orang, yang kemudian tersusun atas perwakilan delapan partai, dan terdiri atas 41 lelaki dan 9 perempuan.
Pariwisata dan Budaya Kota Bandung
Sejak dibukanya Jalan Tol Padaleunyi, kota Bandung telah menjadi tujuan utama dalam menikmati liburan akhir pekan terutama dari masyarakat yang berasal dari Jakarta sekitarnya. Selain menjadi kota wisata belanja, kota Bandung juga dikenal dengan sejumlah besar bangunan lama berarsitektur peninggalan Belanda, diantaranya Gedung Sate sekarang berfungsi sebagai kantor pemerintah provinsi Jawa Barat, Gedung Pakuan yang sekarang menjadi tempat tinggal resmi gubernur provinsi Jawa Barat, Gedung Dwi Warna atau Indische Pensioenfonds sekarang digunakan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia untuk Kantor Wilayah XII Ditjen Pembendaharaan Bandung, Villa Isola sekarang digunakan Universitas Pendidikan Indonesia, Stasiun Hall atau Stasiun Bandung dan Gedung Kantor Pos Besar Kota Bandung.
Kota Bandung juga memiliki beberapa ruang publik seni seperti museum, gedung pertunjukan dan galeri diantaranya Gedung Merdeka, tempat berlangsungnya Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika pada tahun 1955, Museum Sri Baduga, yang didirikan pada tahun 1974 dengan menggunakan bangunan lama bekas Kawedanan Tegallega, Museum Geologi Bandung, Museum Wangsit Mandala Siliwangi, Museum Barli, Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan, Gedung Indonesia Menggugat dahulunya menjadi tempat Ir. Soekarno menyampaikan pledoinya yang fenomenal (Indonesia Menggugat) pada masa penjajahan Belanda, Taman Budaya Jawa Barat (TBJB) dan Rumentang Siang.
Kota ini memiliki beberapa kawasan yang menjadi taman kota, selain berfungsi sebagai paru-paru kota juga menjadi tempat rekreasi bagi masyarakat di kota ini. Kebun Binatang Bandung merupakan salah satu kawasan wisata yang sangat minati oleh masyarakat terutama pada saat hari minggu maupun libur sekolah, kebun binatang ini diresmikan pada tahun 1933 oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda dan sekarang dikelola oleh Yayasan Margasatwa Tamansari. Selain itu beberapa kawasan wisata lain termasuk pusat perbelanjaan maupun factory outlet juga tersebar di kota ini diantaranya, di kawasan Jalan Braga, kawasan Cihampelas, Cibaduyut dengan pengrajin sepatunya dan Cigondewah dengan pedagang tekstilnya. Puluhan pusat perbelanjaan sudah tersebar di kota Bandung, beberapa di antaranya Istana Plaza Bandung, Bandung Supermal, Cihampelas Walk, Paris Van Java Mall, dan Bandung Indah Plaza.
Sementara beberapa kawasan pasar tradisional yang cukup terkenal di kota ini diantaranya Pasar Baru, Pasar Gedebage dan Pasar Andir. Potensi kuliner khususnya tutug oncom, serabi, pepes, dan colenak juga terus berkembang di kota ini. Selain itu Cireng juga telah menjadi sajian makanan khas Bandung, sementara Peuyeum sejenis tapai yang dibuat dari singkong yang difermentasi, secara luas juga dikenal oleh masyarakat di pulau Jawa.
Kota Bandung dikenal juga dengan kota yang penuh dengan kenangan sejarah perjuangan rakyat Indonesia pada umumnya, beberapa monumen telah didirikan dalam memperingati beberapa peristiwa sejarah tersebut, diantaranya Monumen Perjuangan Jawa Barat, Monumen Bandung Lautan Api, Monumen Penjara Banceuy, Monumen Kereta Api dan Taman Makam Pahlawan Cikutra.
0
 
 
2400
 

Bacaan Terpopuler

- See more at: http://duniabaca.com/asal-usul-sejarah-kota-bandung.html#sthash.HR6iJxYn.dpuf
Tahukah Anda asal usul nama kota bandung? Menurut catatan sejarah kata “Bandung” berasal dari kata bendung atau bendungan karena terbendungnya sungai Citarum oleh lava Gunung Tangkuban Perahu yang kemudian membentuk telaga. Namun, menurut mitos masyarakat setempat nama “Bandung” diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan yang disebut perahu bandung yang digunakan oleh Bupati Bandung. Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat dan sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Selain itu, kota bandung juga merupakan kota terbesar ketiga di indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Nama lain dari kota Bandung adalah Kota Kembang, dan dahulu juga bandung dikenal dengan Parijs Van Java.
Selain itu kota Bandung juga dikenal sebagai kota belanja, dengan mall dan factory outlet yang banyak tersebar di kota ini. Dan pada tahun 2007, British Council menjadikan kota Bandung sebagai pilot project kota terkreatif se-Asia Timur. Saat ini kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama pariwisata dan pendidikan. Berikut ini duniabaca.com kutip dari Wikipedia mengenai asal-usul sejarah kota bandung.
Sejarah Kota Bandung
Kata “Bandung” berasal dari kata bendung atau bendungan karena terbendungnya sungai Citarum oleh lava Gunung Tangkuban Perahu yang lalu membentuk telaga. Legenda yang diceritakan oleh orang-orang tua di Bandung mengatakan bahwa nama “Bandung” diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan yang disebut perahu bandung yang digunakan oleh Bupati Bandung, R.A. Wiranatakusumah II, untuk melayari Ci Tarum dalam mencari tempat kedudukan kabupaten yang baru untuk menggantikan ibukota yang lama di Dayeuhkolot.
Kota Bandung mulai dijadikan sebagai kawasan pemukiman sejak pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, melalui Gubernur Jenderalnya waktu itu Herman Willem Daendels, mengeluarkan surat keputusan tanggal 25 September 1810 tentang pembangunan sarana dan prasarana untuk kawasan ini. Dikemudian hari peristiwa ini diabadikan sebagai hari jadi kota Bandung.
Kota Bandung secara resmi mendapat status gemeente (kota) dari Gubernur Jenderal J.B. van Heutsz pada tanggal 1 April 1906 dengan luas wilayah waktu itu sekitar 900 ha, dan bertambah menjadi 8.000 ha di tahun 1949, sampai terakhir bertambah menjadi luas wilayah saat ini.
Pada masa perang kemerdekaan, pada 24 Maret 1946, sebagian kota ini di bakar oleh para pejuang kemerdekaan sebagai bagian dalam strategi perang waktu itu. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api dan diabadikan dalam lagu Halo-Halo Bandung. Selain itu kota ini kemudian ditinggalkan oleh sebagian penduduknya yang mengungsi ke daerah lain.
Pada tanggal 18 April 1955 di Gedung Merdeka yang dahulu bernama “Concordia” (Jl. Asia Afrika, sekarang), berseberangan dengan Hotel Savoy Homann, diadakan untuk pertama kalinya Konferensi Asia-Afrika yang kemudian kembali KTT Asia-Afrika 2005 diadakan di kota ini pada 19 April-24 April 2005.
Kependudukan Kota Bandung
Kota Bandung merupakan kota terpadat di Jawa Barat, di mana penduduknya didominasi oleh etnis Sunda, sedangkan etnis Jawa merupakan penduduk minoritas terbesar di kota ini dibandingkan etnis lainnya.
Pertambahan penduduk kota Bandung awalnya berkaitan erat dengan ada sarana transportasi Kereta api yang dibangun sekitar tahun 1880 yang menghubungkan kota ini dengan Jakarta (sebelumnya bernama Batavia). Pada tahun 1941 tercatat sebanyak 226.877 jiwa jumlah penduduk kota ini kemudian setelah peristiwa yang dikenal dengan Long March Siliwangi, penduduk kota ini kembali bertambah dimana pada tahun 1950 tercatat jumlah penduduknya sebanyak 644.475 jiwa.
Pemerintahan Kota Bandung
Dalam administrasi pemerintah daerah, kota Bandung dipimpin oleh walikota. Sejak 2008, penduduk kota ini langsung memilih walikota beserta wakilnya dalam pilkada, sedangkan sebelumnya dipilih oleh anggota DPRD kotanya.
Perwakilan Pemerintahan Kota Bandung
Sesuai konstitusi yang berlaku DPRD kota Bandung merupakan representasi dari perwakilan rakyat, pada Pemilu Legislatif 2004 sebelumnya anggota DPRD kota Bandung berjumlah 45 orang. Sesuai dengan perkembangan dan pertambahan penduduk maka pada Pemilu Legislatif 2009 anggota DPRD kota Bandung bertambah menjadi 50 orang, yang kemudian tersusun atas perwakilan delapan partai, dan terdiri atas 41 lelaki dan 9 perempuan.
Pariwisata dan Budaya Kota Bandung
Sejak dibukanya Jalan Tol Padaleunyi, kota Bandung telah menjadi tujuan utama dalam menikmati liburan akhir pekan terutama dari masyarakat yang berasal dari Jakarta sekitarnya. Selain menjadi kota wisata belanja, kota Bandung juga dikenal dengan sejumlah besar bangunan lama berarsitektur peninggalan Belanda, diantaranya Gedung Sate sekarang berfungsi sebagai kantor pemerintah provinsi Jawa Barat, Gedung Pakuan yang sekarang menjadi tempat tinggal resmi gubernur provinsi Jawa Barat, Gedung Dwi Warna atau Indische Pensioenfonds sekarang digunakan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia untuk Kantor Wilayah XII Ditjen Pembendaharaan Bandung, Villa Isola sekarang digunakan Universitas Pendidikan Indonesia, Stasiun Hall atau Stasiun Bandung dan Gedung Kantor Pos Besar Kota Bandung.
Kota Bandung juga memiliki beberapa ruang publik seni seperti museum, gedung pertunjukan dan galeri diantaranya Gedung Merdeka, tempat berlangsungnya Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika pada tahun 1955, Museum Sri Baduga, yang didirikan pada tahun 1974 dengan menggunakan bangunan lama bekas Kawedanan Tegallega, Museum Geologi Bandung, Museum Wangsit Mandala Siliwangi, Museum Barli, Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan, Gedung Indonesia Menggugat dahulunya menjadi tempat Ir. Soekarno menyampaikan pledoinya yang fenomenal (Indonesia Menggugat) pada masa penjajahan Belanda, Taman Budaya Jawa Barat (TBJB) dan Rumentang Siang.
Kota ini memiliki beberapa kawasan yang menjadi taman kota, selain berfungsi sebagai paru-paru kota juga menjadi tempat rekreasi bagi masyarakat di kota ini. Kebun Binatang Bandung merupakan salah satu kawasan wisata yang sangat minati oleh masyarakat terutama pada saat hari minggu maupun libur sekolah, kebun binatang ini diresmikan pada tahun 1933 oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda dan sekarang dikelola oleh Yayasan Margasatwa Tamansari. Selain itu beberapa kawasan wisata lain termasuk pusat perbelanjaan maupun factory outlet juga tersebar di kota ini diantaranya, di kawasan Jalan Braga, kawasan Cihampelas, Cibaduyut dengan pengrajin sepatunya dan Cigondewah dengan pedagang tekstilnya. Puluhan pusat perbelanjaan sudah tersebar di kota Bandung, beberapa di antaranya Istana Plaza Bandung, Bandung Supermal, Cihampelas Walk, Paris Van Java Mall, dan Bandung Indah Plaza.
Sementara beberapa kawasan pasar tradisional yang cukup terkenal di kota ini diantaranya Pasar Baru, Pasar Gedebage dan Pasar Andir. Potensi kuliner khususnya tutug oncom, serabi, pepes, dan colenak juga terus berkembang di kota ini. Selain itu Cireng juga telah menjadi sajian makanan khas Bandung, sementara Peuyeum sejenis tapai yang dibuat dari singkong yang difermentasi, secara luas juga dikenal oleh masyarakat di pulau Jawa.
Kota Bandung dikenal juga dengan kota yang penuh dengan kenangan sejarah perjuangan rakyat Indonesia pada umumnya, beberapa monumen telah didirikan dalam memperingati beberapa peristiwa sejarah tersebut, diantaranya Monumen Perjuangan Jawa Barat, Monumen Bandung Lautan Api, Monumen Penjara Banceuy, Monumen Kereta Api dan Taman Makam Pahlawan Cikutra.
0
 
 
2400
 

Bacaan Terpopuler

- See more at: http://duniabaca.com/asal-usul-sejarah-kota-bandung.html#sthash.HR6iJxYn.dpuf

Tempat Untuk Menikmati Kuliner Khas Bandung

1. Paskal Food Market
Paskal Food Market
Paskal Food Market
Berlokasi di area Pasir Kaliki, dekat stasiun Bandung, Paskal Food Market mempunyai lebih dari 100 penjual makanan, mulai dari makanan khas Bandung, sampai dengan makanan internasional seperti makanan Jepang dan Korea. Dengan konsep ruangan terbuka, Anda akan dimanjakan oleh udara sejuk kota Bandung ditemani dengan makanan hangat yang nikmat.
Cukup dengan bermodalkan 10.000 Rupiah, Anda sudah bisa menikmati makanan enak yang ditawarkan di Paskal Food Market. Karena harga makanannya yang tidak mahal, Paskal Food Market sering kali dikunjungi oleh pelajar dan anak muda. Selain itu, tempat wisata kuliner ini juga dilengkapi dengan kolam keberuntungan dan suasana romantis dengan lampu dan obor yang dibuat sedemikian rupa.

2. Rumah Sosis
Rumah Sosis
Rumah Sosis
Rumah Sosis bukanlah sembarang tempat wisata kuliner di Bandung, melainkan juga merangkap sebagai salah satu tempat tujuan wisata di Bandung yang terkenal. Dengan konsep “eat, swim, play”, Rumah Sosis menawarkan sebuah tempat yang sangat cocok untuk hiburan keluarga, terutama untuk keluarga yang mempunyai anak kecil.
Sesuai dengan namanya, menu utama di Rumah Sosis adalah berbagai jenis makanan dengan bahan utama sosis. Sosis yang ditawarkan juga sangat beragam, ada sosis ayam, sapi, ikan, ada yang besar, dan juga ada yang kecil. Bagi yang tidak ingin makan sosis, tidak perlu kuatir karena tempat wisata kuliner ini juga menyediakan menu lain seperti nasi goreng, nasi liwet, chicken katsu, dan lain-lain.
Selain menyajikan makanan yang enak, Rumah Sosis juga mempunyai banyak wahana permainan yang menyenangkan, misalnya mini golf, perahu sosis, kolam renang, lorong sesat, dan lain-lain. Wahana permainan ini tidaklah gratis dan mempunyai harga yang berbeda-beda.

3. Pino Pizza
Pino Pizza
Pino Pizza
Berlokasi di Jalan Buah Batu, Pino Pizza menjual pizza, salad, dan pasta dengan harga yang bersaing dibanding dengan restoran pizza lain. Pizza yang ditawarkan di sini cukup beragam dengan harga mulai dari 45.000 Rupiah. Yang paling menarik adalah menu pizza manis yang hanya ditawarkan di Pino Pizza saja. Apa itu pizza manis?
Pizza manis adalah pizza yang topping-nya tidak berupa daging atau sayur, melainkan berupa topping manis, seperti apel dan pisang. Selain pizza, Pino Pizza juga menawarkan tuna salad, pasta carbonara, pasta aglio olio, oreo latte, dan lain-lain.

4. Cie Rasa Loom Buah Batu
Cie Rasa Loom
Cie Rasa Loom
Berlokasi di Jalan Terusan Buah Batu, Cie Rasa Loom adalah tempat wisata kuliner yang mempunyai menu andalan berupa mie Aceh. Restoran yang buka 24 jam ini didominasi oleh warna merah dan mempunyai 2 lantai dengan penerangan berupa lampu kuning. Restoran ini dimiliki oleh orang Aceh yang pandai memasak sehingga tidak perlu diragukan lagi rasanya. Nama “Cie Rasa Loom” juga mempunyai arti sendiri yaitu “coba rasakan lagi”.

5. Kampung Daun
Kampung Daun
Kampung Daun
Kampung Daun merupakan tempat wisata kuliner di Bandung yang unik. Pada saat tiba di lokasi, Anda akan langsung memasuki dunia yang berbeda, yaitu dunia dengan suasana pedesaan yang nyaman. Selain suasana tradisional, Kampung Daun juga menawarkan masakan khas Indonesia sehingga sangat cocok sekali dengan suasana yang ada.
Selain suasana pedesaan yang menenangkan jiwa, tempat wisata kuliner yang terletak di Jalan Sersan Bajuri ini juga menawarkan suasana romantis pada malam hari dengan pencahayaan yang pintar. Makanan yang dapat dipesan di restoran ini di antaranya: surabi, batagor, nasi liwet, gurame bakar, nasi timbel, bebek bakar, nasi goreng, sop buntut, nasi bakar, sampai dengan steak, iga bakar, dan es krim.

6. Iga Bakar Si Jangkung
Iga Bakar Si Jangkung
Iga Bakar Si Jangkung
Sudah pernah dengar yang namanya Iga Bakar Si Jangkung? Tempat wisata kuliner ini dinamakan demikian karena pemiliknya mempunyai tinggi badan yang jangkung (tinggi). Berlokasi di Jalan Cipaganti, warung iga tenda ini menawarkan iga yang tidak biasa. Apa yang membuatnya tidak biasa? Bila sebagian besar restoran iga akan menyajikan iga bakar dengan tulangnya, di Iga Bakar Si Jangkung Anda tidak akan menemukan tulang.
Disajikan dengan nasi hangat dan ditaburi dengan 3 pilihan taburan berupa bawang merah, cabe rawit, atau tomat, iga sapi bakar di Iga Bakar Si Jangkung sangatlah lezat. Dengan rasa daging yang manis dan gurih, rahasia dari Iga Bakar Si Jangkung adalah dagingnya yang direbus selama 3 jam dan kemudian dipanggang dan dipanaskan dengan wajan tanah liat. Pecinta iga bakar wajib mencoba iga bakar yang satu ini.

7. Nasi Kalong
Nasi Kalong
Nasi Kalong
Sesuai dengan namanya, Nasi Kalong yang berlokasi di Jalan RE Martadinata ini buka mulai dari jam 7 malam sampai dengan dini hari, sangat cocok untuk mengisi perut yang keroncongan pada malam hari. Tidak perlu takut datang ke tempat makan ini pada malam hari, karena tempat ini sangatlah ramai dengan pengunjung yang kelaparan, jangan heran bila melihat antrian yang mengular.
Menu andalan yang paling disukai di sini adalah nasi berwarna hitam dilengkapi dengan lebih dari 20 jenis lauk yang dapat dipilih sendiri seperti tahu goreng, ayam goreng madu, tumis buncis bakar, dan lain-lain. Nasi hitam yang disediakan sebenarnya adalah nasi merah yang dimasak dengan kluwek, ditambah dengan cabai, bawang merah, kepala parut goreng, daun salam, dan bumbu lainnya. BIla tidak ingin makan nasi ini, tidak perlu kuatir karena tersedia juga nasi putih.
8. Yoghurt Cisangkuy
Yoghurt Cisangkuy
Yoghurt Cisangkuy
Beralamat di Jalan Cisangkuy nomor 85, Yoghurt Cisangkuy telah menjadi tempat nongkrong yang nyaman dengan menu yang sehat. Yoghurt sendiri merupakan sebuah produk hasil olahan dari susu fermentasi yang mempunyai banyak manfaat kesehatan. Tidak seperti yoghurt pada umumnya, Yoghurt Cisangkuy menawarkan yoghurt yang tidak asam, melainkan mempunyai berbagai pilihan raasa yang enak. Bukan hanya itu saja, yoghurt ini juga disajikan dengan buah, sesuai dengan rasa yoghurt yang dipesan, jadi bila Anda memesan yoghurt rasa strawberry maka di dalam yoghurt tersebut akan ada buah strawberry juga.
Selain rasa strawberry, Yoghurt Cisangkuy juga menawarkan rasa lain seperti rasa moka, lecci, coklat, dan anggur dengan harga yang terjangkau, hanya 9.500 Rupiah saja. Selain yoghurt, Anda juga dapat memesan beberapa jenis snack hangat seperti sosis goreng, kentang goreng, somay, batagor, sate, dan lain-lain.

9. Roemah Nenek Resto Cafe
Roemah Nenek Resto Cafe
Roemah Nenek Resto Cafe
Roemah Nenek Resto Cafe adalah tempat wisata kuliner Bandung yang cukup populer. Menyajikan berbagai jenis masakan seperti chicken taragon, nasi lidah jamur, pizza bakar, pasta, sampai dengan masakan lokal. Suasana restoran ini cukup nyaman dengan nuansa rumah klasik dan udara yang sejuk khas Bandung. Restoran yang beralamat di Jalan Taman Cibeunying Selatan nomor 47 ini juga dilengkapi dengan internet gratis untuk semua pelanggan Roemah Nenek Resto Cafe.

10. Raja Rasa
Raja Rasa
Raja Rasa
Raja Rasa yang berlokasi di Jalan Setra Ria, Bandung adalah sebuah restoran seafood dan sunda yang mempunyai suasana tenang dan asri serta penuh dengan citarasa seni. Buka setiap hari dari jam 10 pagi sampai dengan jam 10 malam, Raja Rasa menawarkan berbagai menu andalan seperti kangkung hotplate, udang saos keraton, gurame bakar jimbaran, cumi goreng, krapu saus kecap, sup kepiting, kerang hijau pedas, sop iga, sampai dengan ayam bakar. Selain menu perorangan, restoran yang terletak di depan Mall Setra Sari ini juga menawarkan paket makanan yang dapat dimakan sampai dengan 4 orang.

11. The Peak
The Peak
The Peak
Berjarak sekitar 40 menit perjalanan dari pusat kota Bandung, The Peak adalah sebuah restoran yang tidak hanya menawarkan makanan enak, melainkan juga menawarkan pemandangan kota Bandung yang sangat indah. Berlokasi di ketinggian lebih dari 1200 meter, tepatnya di Jalan Desa Karyawangi, The Peak menawarkan menu masakan barat dan lokal dengan harga mulai dari 20.000 Rupiah sampai dengan lebih dari 500.000 Rupiah. Menu paling oke di restoran ini adalah steak, steak yang ditawarkan ada bermacam-macam, mulai dari sirloin, tenderloin, rib eye, sampai dengan steak kobe. Tempat makan ini sangat cocok untuk menikmati pemandangan kota Bandung dengan cara yang romantis dan mengenyangkan.

12. Atmosphere Resort Cafe
Atmosphere Resort Cafe

Berlokasi di tengah kota Bandung, Atmosphere Resort Cafe menawarkan pengalaman makan masakan khas Eropa, namun dengan tempat duduk lesehan. Bila Anda tidak ingin duduk lesehan, tidak perlu kuatir karena restoran berkapasitas 650 orang ini juga mempunyai meja dan kursi seperti biasa. Selain itu, terdapat juga gazebo ala Bali yang dapat Anda gunakan untuk makan bersama keluarga. Di sekitar gazebo ini Anda akan melihat banyak kolam ikan yang semakin menambah kenyamanan. Menu Atmosphere Resort Cafe yang paling favorit adalah steak.

13. The Valley Bistro Cafe
The Valley Bistro Cafe

The Valley Bistro Cafe yang berlokasi di kawasan Dago adalah tempat wisata kuliner yang romantis di Bandung. Dengan udara yang sejuk dan pemandangan yang indah, dilengkapi dengan penerangan berupa obor dan lilin pada malam hari, menjadikan restoran ini menjadi salah satu favorit pasangan muda yang ingin mengisi perut. Perlu diingat bahwa tidak ada kendaraan umum yang menuju The Valley Bistro Cafe, sehingga Anda harus menggunakan kendaraan pribadi untuk mencapai lokasi. Harga makanan di The Valley Bistro Cafe bisa mencapai 100.000 Rupiah per porsi.

14. Sapu Lidi
Sapu Lidi
Sapu Lidi
Sapu Lidi adalah salah satu magnet wisata di daerah Lembang. Selain penginapan, Sapu Lidi juga menawarkan pengalaman makan dengan suasana pedesaan yang asri dan sejuk. Dengan tempat makan berupa saung di dekat sawah, Sapu Lidi menawarkan berbagai jenis masakan Sunda, Indonesia, sampai dengan masakan ala Eropa.

15. Maja House

Maja House
Maja House
Maja House adalah tempat wisata kuliner di Bandung yang paling disukai warga Jakarta dan sekitarnya. Selain makanan yang nikmat, restoran yang cocok untuk makan siang dan makan malam ini menawarkan keindahan alam Bandung yang sejuk dan indah dipandang mata. Restoran yang satu lokasi dengan hotel Stevie G ini tidak hanya menyediakan tempat duduk saja untuk makan, melainkan juga kasur dan selimut untuk mereka yang tidak tahan dengan dinginnya Lembang. Menu rekomendasi restoran yang beralamat di Jalan Sersan Bajuri nomor 72 ini adalah spaghetti dan steak.

Source :  http://anekatempatwisata.com/15-tempat-wisata-kuliner-di-bandung-yang-wajib-dikunjungi/

Macam-Macam Kuliner Khas Bandung

Bandung menjadi kota yang menarik untuk Anda kunjungi, selain udaranya yang sejuk, beragam objek wisata dan tempat-tempat menarik bisa Anda nikmati di kota Kembang ini. Tak heran jika Bandung menjadi surga bagi turis lokal maupun mancanegara untuk menghabiskan waktu luangnya bersama teman-teman, keluarga, bahkan orang tercinta.
Salah satu yang menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Bandung adalah makanan khas nya yang enak dan menggoda selera. Mungkin anda bisa mendapatkan berbagai makanan khas di kota-kota lain,  tapi Bandung punya berbagai makanan khas yang sayang untuk Anda lewatkan.
Dengan harga yang terhitung murah dan rasa yang enak, jajanan khas kota Bandung membuat banyak turis ketagihan untuk kembali lagi ke kota kembang setiap liburan. Nah, berikut ini ada deretan makanan khas Bandung yang wajib dicoba untuk pecinta kuliner khas tanah sunda :
PEUYEUM
mufiid99_peyem
Tape atau peuyeum Bandung merupakan makanan yang dibuat dari singkong yang difermentasi dengan ragi. Peuyeum Bandung berbentuk satu singkong utuh dan juga tidak basah. Para pedagang biasanya menjual peuyeum dengan cara digantung dalam beberapa batang.
Makanan khas yang satu ini bisa Anda jumpai di banyak tempat di Kota Bandung. Lebih tepatnya di setiap tempat oleh-oleh yang ada di Bandung. Tak heran jika banyak orang yang menjadikan peuyeum sebagai buah tangan ketika berkunjung ke Bandung.
COLENAK
Colenak-Peuyeum
Tak lengkap rasanya jika Anda mengenal peuyeum, tapi tidak mengenal makanan khas yang satu ini. Yups… pasalnya colenak terbuat dari peuyeum yang dibakar dengan saus yang terbuat dari parutan kelapa dengan gula merah. Namanya unik, colenak atau ‘dicocol enak’. Rasanya memang enak dan termasuk salah satu makanan khas Sunda yang sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu.
Anda wajib mencobanya! Namun, Anda harus berusaha mencari tempat-tempat yang menyediakan makanan yang satu ini. Karena Colenak adalah makanan khas Sunda yang tidak bisa Anda jumpai di setiap tempat makan yang ada di Kota Bandung. Tentu saja makanan ini hanya disajikan di beberapa tempat saja. Selamat berburu!
SURABI
68796e_06
Surabi atau bisa dibilang pancake ala Jawa Barat terbuat dari tepung beras dibakar di atas tungku kayu dan pada hasil akhir ditambahkan kuah cair manis dari gula merah. Surabi ini memang tidak hanya ada di Bandung namun hanya di Bandung saja Anda dapat menikmati Surabi dengan variasi toping juga sausnya.
Ya, kini surabi sudah bisa dikombinasikan dengan berbagai makanan lain seperti keju, coklat, dan lainnya. Saat ini banyak tempat nongkrong anak muda Bandung yang menyajikan surabi dengan berbagai variasi yang pasti tetap tidak meninggalkan ke-khas-an surabinya sendiri.
CIRENG
Resep-Cireng
Makanan lainnya yang dibuat dari bahan dasar aci adalah cireng yang merupakan singkatan dari aci digoreng. Biasanya cireng polos dijual di tukang gorengan dan bisa dimakan secara langsung atau dicocol ke sambal, saus, ataupun kecap.
Akan tetapi seiring dengan perkembangan jaman, cireng kini juga tersedia dengan berbagai macam isi, seperti abon, keju, daging, dan lainnya. Selain isinya, bentuk dari cireng juga sekarang sudah bermacam-macam.
CILOK
OLYMPUS DIGITAL CAMERA
Dengan bentuk yang bulat-bulat kenyal, habis dalam sekali lahap, cilok juga merupakan jajanan yang digandrungi di Jawa Barat khususnya di kota Bandung. Walaupun cilok sekarang ini lebih sering dijumpai di lingkungan sekolahan, tapi cilok atau yang kepanjangannya ‘aci dicolok’ ini sudah banyak inovasi-inovasinya. Cilok yang dulunya hanya berbumbu kacang, sekarang anda bisa mencicipi cilok dengan saus mayonnaise juga isian yang bermacam-macam.
CIMOL
Cimol
Ada cilok, ada pula cimol yang merupakan singkatan dari aci digemol. Cimol yang berbahan dasar sama dengan cilok ini perbedaannya adalah cara membuatnya yaitu digoreng. Bentuknya tetap bulat kecil-kecil dan digoreng lalu ditaburkan bumbu kering yang bisa disesuaikan dengan selera masing-masing; ada bumbu pedas, kacang, pedas asin dan lain-lain.
BATAGOR
OLYMPUS DIGITAL CAMERA
Jajanan yang kepanjangan dari baso tahu goreng ini adalah salah satu jajanan tradisional terfavorit khas Bandung. Anda akan dapat menemui tukang batagor hampir di setiap jalan di kota Bandung; di sekolah-sekolah, sekitaran perkantoran, atau di setiap keramaian Bandung.
Tahu berbalut tepung adonan ikan tenggiri yang dimakan dengan saus kacang ini bisa dibilang masih menjadi primadona di antara jajanan-jajanan enak khas Bandung yang lain. Terdapat dua variasi batagor yang cukup digemari saat ini, yakni batagor kering dan batagor kuah.
Untuk menikmati batagor, Anda bisa memilih tempat jajan batagor yang sesuai dengan kantong masing-masing. Terdapat beberapa nama tempat jajan batagor ternama di Bandung yang wajib Anda coba seperti batagor Kingsley, batagor Riri, dan lainnya.
COMRO
resep-makanan-combro
Comro atau oncom di jero ini terbuat dari parutan singkong dengan isi sambal oncom yang kemudian digoreng. Jajanan ini pas untuk dinikmati sore hari dan disajikan dengan teh manis panas. Sama halnya batagor, comro ini juga sangat mudah untuk dicari dan bisa dibeli dengan harga yang murah.
MISRO
misro
Misro merupakan saudara kembar dari comro. Misro sendiri merupakan singkatan dari amis di jero yang artinya manis di dalam. Cara pembuatannya hampir sama seperti comro. Yang membedakan hanyalah isinya, di mana misro ini berisi gula jawa sehingga rasanya manis.
SEBLAK
SONY DSC
Jajanan yang termasuk baru ini terbuat dari kerupuk rebus setengah matang yang diracik dengan bumbu-bumbu seperti kencur, cabe, bawang putih dan sedikit penyedap rasa. Tapi bukan seblak namanya kalau tidak membuat Anda kepedesan dan garuk-garuk kepala karena inilah ciri khasnya.
Banyak penjual seblak yang mengembangkan usahanya dengan memberi  variasi seperti menambah atau mengganti seblak jadi bukan hanya kerupuk. Ada seblak ceker, seblak tahu dan lain-lain. Hampir di setiap sudut Kota Bandung Anda bisa menemukan penjual seblak dengan berbagai variasinya.
BAJIGUR
3.Bajigur-Unik-Memberikan-Sensasi-dan-Laba-Luar-Biasa-2
Minuman khas Jawa Barat yang banyak juga dijajakan dengan gerobak. Terbuat dari gula aren dan santan yang bisa ditambah sedikit jahe agar tetap bisa menghangatkan badan. Mungkin sebagian dari Anda ada yang masih suka tertukar antara bajigur dan bandrek, padahal keduanya memiliki perbedaan yang cukup mencolok.
Perbedaannya yang pertama pasti di rasa karena bandrek lebih terasa pedas dibanding bajigur. Perbedaan lainnya juga bisa dilihat dari warnanya, kalau bajigur warna lebih terlihat coklat kental karena terbuat ada campuran santannya. Tapi soal rasa, keduanya enak dan sangat pas untuk diminum pada saat cuaca dingin.
BANDREK
bandrekbig
Makanan enak di bandung selanjutnya adalah bandrek. Disesuaikan dengan cuaca Bandung yang dingin, Bandrek adalah minuman khas Jawa Barat yang wajib dicoba untuk menghangatkan badan. Dengan campuran jahe, gula merah dan rempah-rempah lain yang membuat rasanya sedikit pedas sangat pas untuk diminum ketika udara dingin atau malam hari .Tidak mungkin rasanya kalau Anda mengaku orang Bandung  tapi belum mencoba jajanan khasnya . Bandung memang terkenal dengan keunikan dan kreativitas masyarakatnya dalam berbagai aspek. Dan salah satunya yaitu makanan atau jajanannya.
Jika Anda bukan orang Bandung, tentunya wajib mencoba makanan khas Kota Bandung. Jajanan tersebut juga dapat dijadikan sebagai oleh-oleh untuk sanak saudara di kampung halaman. Selamat berburu makanan khas Bandung yang nikmat dan lezat !!!

Source : http://bandungparadise.com/daftar-makanan-khas-bandung-yang-wajib-di-coba/